Pengertian
Publik
Sebelum saya menguraikan tentang
defenisi public, saya ingin menjelaskan sedikit bahwa berbicara tentang public
maka setidaknya kita akan diperhadapkan dengan istilah ruang dan waktu karena
di sana ada aktivitas manusia. Yang jadi persoalan adalah manusia sesuai
kodratnya diciptakan Tuhan dengan konsep hidup yang tidak bias sendiri, oleh
karenanya terciptalah hubungan antar manusia (sosiologis). Selanjutnya dalam
rangak pencapaian hasrat atau pemenuhan kehidupan maka manusia yang secara lahiriah
berbeda, sudah tentu memiliki kebutuhan berbeda, sehingga terkadang
terjadi saling tumpang tindih dalam pemenuhan kebutuhan antar manusia
(diakibatkan ego manusia). Untuk itu dalam ruang kehidupan manusia (masyarakat)
diperlukan adanya penatan ruang public. Artinya apa yang ada di luar
kepribadian kita adalah urusan publik.
1.
Adanya Masalah
yang Kontroversial
Masalah kontroversial adalah masalah
yang menimbulkan polemik, perbedaan pendapat, pro-kontra, setuju-tidaksetuju
karena tidak lazim (menyimpang). Masalah in juga terkait dengn kepentingan
orang banyak (sosial). Contoh, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak
Ramadhan 2005 lalu menegaskan bahwa para pejabat dilarang menerima parcel
lebaran dalam bentuk apapun. Itu dianggap sebagai jalan terjadinya korupsi dan
kolusi karena pejabat akan merasa terikat/berutang budi pada pemberi parcel.
2.
Adanya Publik
Secara Spontan
Bentuk publik yang ada memang tidak
harus terlihat secara fisik, namun demikian akan terasa adanya publik yang
berkepentingan terhadap masalah tersebut. Tanpa diminta, tanpa diarahkan
tercipta publik yang berbeda. Contoh, Isu (masalah) parcel di atas memunculkan
publik yang berperhatian (atentif) dan berkepentingan. Tanpa diarahkan, muncul
publik yang terdiri dari KPK, pedagang parcel, konsumen, pejabat yang
biasanya menerima prcel, dll.
3.
Adanya Diskusi
Sosial
Proses terbentuknya opini publik adalah
melalui proses diskusi, dapat langsung seperti kuliah, rapat dan seminar (tatap
muka), juga melalui media massa seperti: acara diskusi/dialog interaktif di
Metro TV mengenai berbagai isu aktual. Dalam acara seperti News Dot Com (NDC),
terdapat pula diskusi secara spontan. Misal, dipertemukannya para pedagang
parcel dengan anggota KPK. Terjadi diskusi secara spontan di antara mereka,
saling timpal menyampailkan argumentasi, sirkular, laksana gayung bersambut.
Penonton di rumah pun berdiskusi secara spontan (mengemukakan opininya kepada
keluarga/kawan lainnya). Acara tersebut memang direncanakan dan mengandung
“drama”. Si Butet Yogya (SBY), Effendi Ghazali, dkk, tentu saja sudah
mempersiapkan dan mengemas acara sedemikian rupa (termasuk naskah dan tokoh
rekaan). Tetapi harus dibedakan antara istilah “direncanakan” dengan “spontan”.
Spontan yang dimaksud bukan “Spontan”-nya pelawak Komeng, “Uhuy..””. Bukan
semata; tanpa diduga, tiba-tiba dua orang bertemu, membicarakan sebuah isu,
keduanya mengemukakan opini, terdapat persamaan atau perbedaan pendapat, lalu
diskusi selesai. Sebuah acara TV atau berita di koran yang sudah tentu
direncanakan program director dan editor akan memunculkan diskusi secara spontan. Untuk lebih jelas,
lihat halaman berita dan Opini di Kompas setiap hari. Semua publik seperti narasumber, penulis
kolom, juga pembaca (baik yang eceran maupun langganan), tanpa bertatap muka
dipertemukan oleh media massa. Dalam situasi yang direncanakan atau tidak, diskusi
dapat terjadi.
4.
Adanya Opini
yang Mudah Berubah dan Diubah
Opini-opini yang telah timbul dalam masyarakat yang
mempermasalahkan hal-hal yang sedang hangat tersebut dapat berubah atau diubah
setelah adanya berkembangan/informasi baru dari orang lain, pers, penjelasan
pemerintah, dll (lhat Perubahan Opini). Contoh, bisa saja anggota KPK berubah opininya setelah
melihat kenyataan memburuknya perekonomian rakyat yang diindikasikan –
secara mikro – dengan sepinya order pedagang parcel. Mereka terenyuh dan
berempati. Bahkan lebih kuat perubahan opininya setelah muncul pernyataan dari
pedgang parcel “Kalau memang benar parcel ini memunculkan korupsi pejabat yang
menerima (parcel), berapa sih angka dan prosentase penurunan korupsi setelah
KPK melarang pejabat menerimanya? Toh masih tetap banyak yang korupsi. Jangan
kami yang dirugikan dong!”. Anda sebagai penonton di rumah yang tadinya
mendukung KPK, berubah opininya, mengamini para pedagang parcel tersebut.
5.
Adanya Ekspresi
atau Pernyataan Secara Spontan
Muncul pernyataan atau pendapat mengenai
masalah sosial atau isu yang kontroversial, tanpa diarahkan, ditekan dan
dipaksa, karena setiap masalah tersebutlah yang menimbulkan opini publik.
Contoh, Pedagang parcel, KPK, mahasiswa, penonton di rumah, yang mengikuti
acara NDC tidak diarahkan, dikendalikan, bahkan diintimidasi, direpresi,
diancam, untuk mengemukakan opini yang mendukung atau menolak. Itu semua
terserah pada individu tersebut, sesuai dengan penilaian dan penafsirannya
masing-masing (Dalam beberapa kasus tertentu memang ada pernyataan publik yang
sengaja diarahkaan unuk menimbulkan reaksi Lebih jelasnya akan dibahas pada
subbab lain)
Dari beberapa definisi yang
dikemukakansebelumnya, dapatlah disimpulkan intinya bahwa opini publik mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
·
Adanya suatu isu yang kontroversial.
·
Adanya publik yang secara spontan terpikat pada masalah
termaksud dan melibatkan diri Di dalamnya, serta berusaha untuk memberikan pendapatnya.
·
Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat
mengenai masalah yang kontroversial tadi oleh suatu publik.
·
Adanya interaksi antara individu-individu dalam publik
yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif dan disekspresikan.
0 komentar:
Posting Komentar