Dibalik Kasus Yang Terjadi Pada Aksi Demonstransi 4 November 2016



 
NAMA : M Syahrul Rizaldi
NPM    : C1021511RB1015
Jurusan  : ILMU KOMUNIKASI, USB YPKP BANDUNG


"Dalam menghadapi masalah krusial, diperlukan proporsionalisasi penanganan, artinya proporsional yang semestinya menurut kita, proporsionalisasi itu menyangkut posisi negara, di dalam masalah krusial negara harus mewakili semua, tidak boleh berpihak kepada si A atau si B," . Dalam hal ini semua pihak harus diayomi berdasarkan peraturan perundangan dan filsafat negara sehingga dapat melihat dengan jernih kasus dugaan penistaan agama itu. "Jadi fakta (hukum) bukan dibuat oleh polisi. Polisi cuma mengumpulkan fakta-fakta hukum yang komprehensif, apa ini termasuk penodaan agama Islam atau tidak. Kalaupun tidak, berarti hal ini hanyalah sebuah isu yang di bangun oleh segelintir orang yang tidak menginginkan kepemimpinan ahok. Diduga mereka adalah Front Pembela Islam (FPI) yang diprakarsai oleh Rizieq Shihab.

Sebelumnya, potongan video Ahok berbicara di hadapan warga Kepulauan Seribu beredar viral di media sosial karena dirinya menyebutkan adanya pihak-pihak yang membohongi pemilih dengan menggunakan surat Al Maidah ayat 51 untuk  melarang warga memilih pemimpin non-muslim. Pernyataannya tersebut mengundang kontroversi publik. Ahok yang juga merupakan kandidat calon Gubernur DKI itu dalam Pilkada 2017 itu sudah menyampaikan klarifikasi melalui akun Instagram miliknya, @basukibtp dan menganjurkan masyarakat melihat langsung video versi utuh agar dapat menerima pernyataannya secara lengkap tanpa dipotong, terutama pada menit 23.40 hingga 25.35. Ahok juga sudah menyatakan permintaan maafnya pada warga muslim atas pernyataannya itu.

Dalam hal ini juga polisi belum mempunyai kesimpulan mengenai kasus Ahok ini. Sehari sebelum unjuk rasa besar, sebuah berita bohong beredar yang mengatakan bahwa 'polisi menganggap Ahok tidak menistakan agama'. Kabar itu mengutip Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar, yang mengatakan, "sudah kami cek video tersebut dan tidak mengandung penghinaan."
Tetapi dalam akun resminya, Humas Polri mengatakan kutipan itu tidak benar. "Kesimpulan hal tersebut menunggu gelar perkara. Ada juga yang mengatakan bahwa wartawan Kompas TV Muhammad Guntur adalah 'provokator kericuhan yang sebelumnya ditangkap karena melempar botol minuman dari arah demonstran ke petugas keamanan.'
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin kemudian mengeluarkan pernyataan kepada sejumlah media dan menegaskan bahwa Muhammad Guntur adalah wartawan yang dia kenal dan bukan provokator.

Pada intinya, dalam aksi 4 november yang terjadi kita jangan terlalu emosi dan mudah terprovokasi oleh semua pemberitaan yang beredar. Pemberitaan yang beredar belum tentu benar adanya. Baik dari pemberitaan yang ada di media sosial, cetak, maupun media massa yang lainnya. Kita harus hidup rukun serta bertoleransi antara umat beragama yang ada. Negara kita bukanlah negara yang berdirikan atas satu agama, tetapi bermacam-macam agama yang ada di Indonesia.


0 komentar: